Sabtu, 09 Maret 2013

PERILAKU ORGANISASI



A.    Pengertian.
Perilaku Organisasi adalah suatu disiplin ilmu yang mempelajari tentang perilaku tingkat individu dan tingkat kelompok dalam suatu organisasi serta dampaknya terhadap kinerja (baik kinerja individual, kelompok, maupun organisasi). Perilaku organisasi juga dikenal sebagai studi tentang organisasi. Studi ini adalah sebuah bidang telaah akademik khusus yang mempelajari organisasi, dengan memanfaatkan metode-metode dari ekonomi, sosiologi, ilmu politik, antropologi dan psikologi. Disiplin-disiplin lain yang terkait dengan studi ini adalah studi tentang sumber daya manusia dan psikologi industri.
Dan menurut beberapa ahli, perilaku organisasi, yaitu:
1.                   Prof.Joe.Kelly , Perilaku Organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari sifat-sifat organisasi, termasuk bagaimana organisasi di bentuk, tumbuh dan berkembang.
2.                   Drs. Adam Indrawijaya, Perilaku Organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari semua aspek yang berkaitan dengan tindakan manusia, baik aspek pengaruh anggota terhadap organisasi maupun pengaruh organisasi terhadap anggota.
3.                   Drs. Sutrisna Hari, MM, Perilaku Organisasi adalah suatu bidang studi yang mempelajari dinamika organisasi sebagai hasil interaksi dari sifat khusus (karakteristik) anggota dan sifat khusus (karakteristik) para anggotannya dan pengaruh lingkungan.
4.                   Stephen P. Robbins, Perilaku Organisasi adalah bidang studi yang menyelidiki dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan semacam itu untuk memperbaiki keefektifan organisasi..
5.                   Menurut Larry L Cummings bahwa Perilaku Organisasi adalah suatu cara berpikir, suatu cara untuk memahami persoalan-persoalan dan menjelaskan secara nyata hasil-hasil penemuan berikut tindakan-tindakan pemecahan.
6.                   Menurut  Toha (2001) bahwa yang dimaksud Perilaku Organisasi adalah suatu studi yang menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau suatu kelompok tertentu.
B.     Sejarah Perilaku Organisasi.
Berbicara tentang sejarah lahirnya disiplin ilmu perilaku organisasi terdapat beberapa peristiwa dan pendapat dari beberapa ahli yang melatarbelakanginya. Adapun peristiwa/ pendapat para ahli tersebut sebagai berikut :
1.      Max Weber
2.      Henry Fayol
3.      Frederick Winslow Taylor
4.      Gerakan Hubungan Kemanusiaan
5.      Masa Depresi
6.      Gerakan Serikat Buruh
7.      Penemuan Hawthorne
8.      Evolusi Ilmu Perilaku dalam Manajemen
Sebelum penjelasan dari para ahli diatas terdapat pendapat dari Plato bahwa jiwa manusia dibagi 3 bagian yaitu :
1.      Philosophic/ filosofis adalah suatu alat untuk mencapai ilmu pengetahuan dan pengertian
2.      Spirited/ ambisius adalah aspek jiwa manusia untuk berusaha mencari kekuasaan dan ambisi
3.      Appetite/ pencinta keberuntungan adalah keinginan untuk memenuhi selera misal makan, minum, seks dan uang.
Semua orang mempunyai ketiga jiwa ini tetapi kadarnya berbeda-beda. Didalam berperilaku maka manusia dipengaruhi ketiga jiwa manusia diatas.
1.      Max Weber
Pendapat Max Weber menekankan pada organisasi. Menurut Max Weber manusia/seseorang itu lemah membutuhkan bantuan dan menekankan kepada penjelasan mengenai organisasi dibanding dari pengembangan suatu prinsip yang bisa dipakai untuk mencapai tujuan praktis. 2 (dua) aspek hasil kerja Max Weber yaitu :
a.       Sebagai seorang ahli ilmu sosial, tertarik untuk menjelaskan preskripsinya dari pertumbuhan organisasi yang besar.
b.      Terkesan akan kelemahan-kelemahan manusia dengan pertimbangan yang kadang-kadang tidak realistis dan bahwa manusia mempunyai rasa emosi
Jadi menurut Max Weber perilaku yang dicerminkan dari birokrasi yaitu rasa tidak percaya kepada kesanggupan dan kemampuan manusia untuk menciptakan rasionalitas tertentu, mendapatkan informasi yang baik, membuat keputusan yang obyektif karena seseorang selalu membutuhkan bantuan.
2.      Henry Fayol
Henry Fayol mempengaruhi pemikiran-pemikiran manajemen di Eropa. Pandangan Fayol dianggap sebagai suatu pemikiran tentang organisasi administratif. Teori administrasinya dikenal sebagai pendekatan fungsional. Dia berpendapat semua organisasi terdiri dari unit-unit/subsistem yaitu :
a.       Aspek teknik dan komersial dari kegiatan pembeliam, produksi dan penjualan
b.      Kegiatan-kegiatan keuangan yang berhubungan dengan masalah-masalah permintaan dan pengendalian kapital
c.       Unit-unit keamanan dan perlindungan
d.      Fungsi perhitungan
e.       Fungsi administrasi dari perencanaan, organisasi, pengarahan, koordinasi dan pengendalian
3.      F. Winslow Taylor
Dasar dari penelitian F. Winslow Taylor yaitu lebih menekankan pada pentingnya akan waktu. Seperti dijelaskan dibawah ini, tekanan dari pendapat F. Winslow Taylor adalah sebagai berikut :
a.       Efisien waktu/penelaahan waktu. Unsur ini dipergunakan untuk menetapkan secara tepat berapa banyak waktu yang diperlukan oleh setiap orang di dalam setiap aspek kerjanya.
b.      Penggunaan bagian perencanaan untuk menjelaskan bagaimana pekerjaan harus dikerjakan dan serangkaian pengawasan fungsional untuk memberi pengarahan pada pekerja agar bekerja menurut metode yang tepat.
Berdasarkan pendapat dari F. Winslow Taylor mulai dikenal dengan prinsip-prinsp manajemen ilmiah. Taylor mengusulkan 3 (tiga) hal sebagai tujuan gerakannya yaitu :
a.          Amerika Serikat telah dirugikan banyak sekali akibat karena tidak adanya efisiensi di hampir setiap usaha pada tiap harinya.
b.          Mencoba meyakinkan kepada masyarakat Amerika Serikat bahwa pengobatannya terletak pada manajemen yang sistematis bukan pada usaha mencari orang-orang yang istimewa.
c.          Untuk membuktikan bahwa manajemen yang baik adalah suatu ilmu yang tepat yang berdasarkan pada hukum-hukum yang jelas, aturan-aturan dan prinsip-prinsip.
Kesimpulan pemdapat F.W. Taylor bahwa perilaku manusia merupakan salah satu komponen dalam suatu mesin produksi yang besar. Hanya kepada mereka yang dapat bekerja seperti mesin yang akan mendapat tempat di dalam sistem produksinya.
4.      Gerakan Hubungan Kemanusiaan
Penekanan pada Gerakan Hubungan Kemanusiaan ini adalah pada kerja sama dan semangat kerja atau moral karyawan/pegawai yang digolongkan ke dalam aspek hubungan kemanusiaan. Tokohnya adalah Raymond Miles, yang menyatakan bahwa pendekatan hubungan kemanusiaan secara sederhana menempatkan karyawan sebagai manusia, tidak sebagai mesin yang dipergunakan dalam berprodukai, artinya memahami kebutuhan-kebutuhan manusia yang ingin dianggap ada dan merasa diperhatikan dengan cara didengarkan dan diperhatikan keluhan-keluhannya jiika memungkinkan dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan tertentu baik mengenai kondisi pekerjaannya atau masalah-masalah lainnya.
5.      Masa Depresi
Pada masa depresi terjadi kegoncangan yang hebat di bidang keuangan dan perekonomian pada umumnya. Produksi yang merosot, pasaran yang lesu mewarnai kehidupan perekonomian saat itu. Sebab-sebab dari depresi  antara lain:
a.       Menumpuknya inventaris usaha dan akumulasi stok barang baru yang besar ditangan konsumen
b.      Konsumen menolak naiknya harga dan naiknya biaya usaha
c.       Merosotnya minat pemanfaatan invesmen
d.      Akumulasi dalam jumlah yang besar dari kemampuan produksi baru dan pengembangan teknologi
e.       Jarangnya investasi yang berskala besar dan kelesuan dari cadangan bank
f.       Melemahnya kepercayaan dan harapan-harapan
Akibat dari depresi yaitu muncul banyaknya pengangguran, ketidaktentuan hidup serta muncul ketidakamanan dari masyarakat dengan banyaknya pencurian dan perampokan karena tuntutan untuk kelangsungan hidup. Dengan adanya hal-hal seperti diatas maka muncul gagasan untuk meletakkan unsur manusia sebagai unsur yang amat dominan dalam manajemen. Hasil dari depresi yaitu mengutamakan hubungan kemanusiaan sekaligus perilaku kemanusiaan dan perilaku organisasi mendapat perhatian secara seksama.
6.      Gerakan Serikat Buruh
Gerakan ini muncul disebabkan karena manajer-manajer tidak mau mengenal secara tepat sumbangan manusia/ apa yang telah dikorbankan bawahan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan. Pada waktu itu banyak perusahaan yang memperlakukan para pegawai atau buruh dengan tidak layak, misalnya dengan memberikan gaji yang rendah, jam kerja yang tidak memadai dalam arti para buruh bekerja dalam jam kerja yang panjang, serta kondisi tempat kerja yang kurang patut/layak. Akibat dari semua itu maka timbullah gejolak dari kaum buruh. Kaum buruh mulai mendirikan serikat buruh dan mengadakan demonstrasi untuk menuntut perbaikan ditempat kerjanya. Gerakan serikat buruh tersebut apabila berlarut-larut maka akan sangat mengganggu terhadap kelancaran atau kelangsungan suatu organisasi. Berdasarkan hal tersebut maka serikat buruh diakui secara sah/resmi serta para manajer mulai menyadari untuk memberikan perhatian kepada kaum buruh.
Hampir semua manajer mencoba mendirikan unit/bagian kepegawaian sebagai suatu jawaban untuk menangani persoalan-persoalan kepegawaian dan serikat buruh. Manajer berusaha memberikan penekanan pada hubungan kerja para karyawannya dengan pimpinan dan memberikan perhatian terhadap perbaikan gaji, jam kerja dan kondisi tempat kerja.
7.      Penemuan Hawthorne
Tujuan dari penelitian Hawthorne antara lain untuk mencari sampai dimana pengaruh hubungan antara kondisi fisik tempat bekerja dengan produktivitas karyawan. Secara khusus penelitian ini ialah untuk mendapat gambaran yang jelas tentang pengaruh faktor-faktor seperti temperatur, kelembaban udara dan cahaya terhadap kelelahan dan gerakan berulang dari pekerja. Penelitian Hawthorne dilakukan atas beberapa langkah adalah sebagai berikut :
a.       Fase pertama merupakan percobaan tentang cahaya lampu
Beberapa kelompok pekerja dicoba dengan memberi sejumlah penerangan cahaya lampu dalam tempat mereka bekerja. Ada yang diberi penerangan cahaya lampu berlebihan, dan ada yang kurang. Kemudian diamati dan dicatat perkembangannya. Hasilnya berlainan satu sama lain yaitu terdapat kelompok yang hasilnya naik, ada kelompok  yang hasilnya turun sedang terdapat kelompot yang hasilnya tetap.
Secara umum hasil dari fase pertama ini adalah :
                                         i.            Cahaya penerangan lampu hanyalah salah satu faktor yang mempengaruhi hasil kerja meskipun pengaruhnya kecil sekali.
                                       ii.            Beberapa faktor yang tidak sempat nampak, belum ada kesempatan yang baik untuk diteliti pengaruhnya.
b.      Fase kedua merupakan percobaan ruang istirahat.
Meneliti sekelompok kecil pekerja yang ditempatkan tersendiri dalam usaha untuk mengatasi beraneka macam pengaruh dari tingkah laku pekerja ketika individu-individu itu mengetahui bahwa mereka sedang diamati. Dua wanita dipilih dalam percobaan ini, mereka diminta memilih 4 pekerja lainnya untuk bersama-sama mereka di dalam ruang istirahat yang terpisah dari sisa kelompok lainnya. Setelah diamati dan diinterview hasilnya hampir sama dengan fase yang pertama.
c.       Fase ketiga disebut studi tentang ruang bank tilgram
Tujuannya adalah untuk melakukan analisa pengamatan terhadap kelompok pekerja informal. Kelompok ini terdiri dari 14 pekerja operator laki-laki, 9 tukang tilgram, 3 tukang solder dan 2 inspektur. Hasil dari fase ketiga ini yaitu tidak ada kenaikan produktivitas  yang berlanjut.
Berdasarkan dari penelitian yang sudah dilakukan, maka hasil temuan dari Hawthorne adalah sebagai berikut :
a.       Sikap dan perilaku positif serta produktivitas para karyawan tidak terlalu dipengaruhi oleh fasilitas dan kondisi kerja, melainkan oleh perhatian yang diberikan manajer.
b.      Perilaku seorang pekerja sangat ditentukan oleh dan terikat pada norma-norma kelompok kerja dimana seseorang menjadi anggota.
8.      Evolusi Ilmu Perilaku Dalam Manajemen
Berikut ini adalah catatan ikhtisar perkembangan ilmu perilaku dalam ilmu manajemen yang dimulai dari anggapan Machiavelli sampai dengan ahli-ahli ilmu perilaku modern :
Asumsi dasar tentang sifat manusia:

a.       Machiavelli
Ia beranggapan bahwa sifat manusia pada dasarnya adalah jahat dan diperbudak oleh kehendak dari penguasa dan negara
b.      Filosof Inggris
Menilai manusia ini hakikatnya memerlukan kondisi mental yang kuat dalam rangka untuk mencapai keinginannya.
c.       Max Weber
Manusia secara pokok adalah tidak rasional dan emosional yang membuat kurang baiknya keputusan yang diambil
d.      Frederick W. Taylor
Manusia secara fundamental adalah malas dan harus senantiasa dikendalikan secara ketat dan hati-hati agar dapat dihindarkan pemborosan
e.       Elton Mayo
Manusia adalah makhluk sosial yang menginginkan untuk bergabung dengan lainnya. Kecenderungan ingin bekerja sama, bukan bersaing dan menimbulkan permusuhan
f.       Ahli Ilmu Perilaku Modern
Manusia bukan baik dan juga bukan jelek. Beberapa orang beranggapan bahwa manusia mempunyai keunikan dalam hal perilaku yang terarah, lainnya beranggapan bahwa perilaku manusia dalam banyak hal menunjukkan sebagai sasaran yang tidak teratur.
Pendekatan untuk menganalisa perilaku manusia
a.       Machiavelli
Menggunakan pendekatan analogi sejarah dan observasi dalam hubungannya dengan lingkungan yang menyeluruh
b.      Filosof Inggris
Labih banyak menggunakan pendekatam falsafah yaitu semua percaya bahwa pengalaman  adalah sumber dari pengertian dan mereka menerima metode induksi sebagaimana yang dirumuskan oleh Francis Bacon
c.       Max Weber
Menggunakan pendekatan rasional yang logis dan deduktif. Dimulai dari perumusan premis yang baik berakhir dengan konklusi-konklusi tertentu
d.      Frederick W. Taylor
Menggunakan pendekatan yang eksperimen dan sangat ilmiah. Penggunaan pendekatannya dimulai dari unsur-unsur kecil dari pekerjaan dan menghasilkan suatu teori tentang manajemen
e.       Elton Mayo
Menggunakan metode eksperimen dan filosofis Di dalam melengkapi fakta-faktanya ia memberikan pertimbangan kebebasan dengan dilambari pandangan-pandangan yang filosofis.
f.       Ahli Ilmu Perilaku Modern
Menggunakan metode eksperimen dengan memberikan penekanan pada observasi  terkendali dan generalisasi dari data.
C.     Ruang Lingkup Perilaku Organisasi.
Pengertian ruang lingkup perilaku organisasi adalah suatu batasan bidang studi yang dapat mempengaruhi individu, kelompok, dan struktur terhadap perilaku dalam organisasi yang bertujuan menerapkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan keefektifan suatu organisasi, batasan bidang studi yang dimaksud seperti suatu keahlian oleh individu atau kelompok di bidang tertentu:
1.      Keahlian Tekhnis (technical skills) meliputi kemampuan untuk menerapkan keahlian khusus seperti: insinyur, tehknik sipil, atau ahli bedah mulut.
2.      Keahlian Personal (human skills)  yaitu kemampuan untuk bekerja sama, memahami dan memotvasi individu lain, baik secara individual maupun secara kelompok. Keahlian ini berguna untuk berkomunikasi, memotivasi, dan mendelegasikan perannya dalam organisasi
3.      Keahlian Konseptual (conceptual skills) yaitu suatu kamampuan yang harus dimiliki oleh para manajer dalam mengatasi masalah-masalah yang rumit seperti pembuatan  keputusan mulai dari mengidentifikasi masalah, mengembangkan solusi alternatif, mangevaluasi solusi-solusi alternative.
D.    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Organisasi
Ada beberapa factor yang mempengaruhi perilaku organisasi, yaitu:
1.      Peningkatan produktifitas
Organisasi dikatakan produktif jika tujuan dapat dicapai dan proses pencapaian tersebut dilakukan dengan merubah masukan menjadi keluaran dengan biaya yang paling rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa produktifitas berhubungan dengan keefektifan dan keefisienan.

2.      Pengurangan kemangkiran
Kemangkiran adalah tindakan tidak masuk kerja tanpa alasan. Tingkat kemangkiran  yang tinggi dapat berdampak langsung pada keefektifan dan efisiensi organisasi.
3.      Penurunan Turn Over
Turn over adalah pengunduran diri secara permanen dari organisasi.
4.      Peningkatan kepuasan kerja
Kepuasan kerja adalah perbedaan antara banyaknya ganjaran yang diterima karyawan dan banyaknya yang mereka yakini harus mereka terima. Karyawan dikatakan merasakan puas bila perbedaan bernilai positif secara perhitungan matematis.
E.     Etika dan Moral.
Organisasi tidak mungkin berfungsi secara bertanggungjawab tanpa memiliki etika dan moral ketika menjalankan urusan kesehariannya. Setiap organisasi, baik public maupun swasta, seyogjanya memiliki dan menerapkan suatu tatanan perilaku yang harus dihormati setiap anggotanya dalam mengelola kegiatan organisasi
Etika dapat diartikan sebagai nilai-nilai normative atau pola perilaku seseorang sebagai suatu kelaziman yang dapat diterima dengan lingkungannya. Sedangkan moral dapat diartikan sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk melakukan ataupun tidak melakukan sesuatu yang berkaitan dengan etika.

Daftar Pustaka


1 komentar:

  1. Ingin bermain Judi Online dengan Aman dan Nyaman?
    Segera bergabung bersama S128Cash Situs Judi Online Terbaik dan Teraman di Indonesia.
    Isi waktu luang Anda bersama kami dan Raih kemenangan Anda hingga mendapatkan Bonus-bonus menarik yang tersedia, seperti :
    - BONUS NEW MEMBER 10%
    - BONUS DEPOSIT SETIAP HARI 5%
    - BONUS CASHBACK 10%
    - BONUS 7x KEMENANGAN BERUNTUN !!

    Hanya dengan minimal modal Rp 25.000,- Anda sudah bisa memainkan semua permainan yang tersedia, yakni seperti Sportsbook, Live Casino, Sabung Ayam Online, IDN Poker dan masih banyak permainan lainnya.

    Apalagi yang Anda tunggu? Segera daftarkan diri Anda bersama kami dan jangan lupa mengajak teman Anda bergabung, karena Anda bisa mendapatkan bonus yang berlimpah !!
    Hubungi kami :
    - Livechat : Live Chat Judi Online
    - WhatsApp : 081910053031

    Link Alternatif :
    - http://www.s128cash.biz

    Judi Bola

    Judi Bola Online Terpercaya

    BalasHapus