Rabu, 20 Februari 2013

PSIKOLOGI SOSIAL


A.    Pengertian.
Sebelum mempelajari psikologi social kita harus mengerti tentang sosiologi dan antropologi, karena sosiologi dan antropologi memiliki peranan yang cukup signifikan di dalam psikologi social.
Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu Socius yang berarti kawan atau teman sedangkan Logos berarti ilmu pengetahuan. Ungkapan ini dipublikasikan pertama kalinya dalam buku yang berjudul "Cours De Philosophie Positive" karangan August Comte (1798-1857). Walaupun banyak definisi tentang sosiologi namun umumnya sosiologi dikenal sebagai ilmu pengetahuan tentang masyarakat.
Masyarakat adalah sekelompok individu yang mempunyai hubungan, memiliki kepentingan bersama, dan memiliki budaya. Sosiologi hendak mempelajari masyarakat, perilaku masyarakat, dan perilaku sosial manusia dengan mengamati perilaku kelompok yang dibangunnya. Sebagai sebuah ilmu, sosiologi merupakan pengetahuan kemasyarakatan yang tersusun dari hasil-hasil pemikiran ilmiah dan dapat di kontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Antrpologi adalah salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat suatu etnis tertentu. Antropologi lahir atau muncul berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa yang melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, budaya yang berbeda dari apa yang dikenal di Eropa.
Antropologi lebih memusatkan pada penduduk yang merupakan masyarakat tunggal, tunggal dalam arti kesatuan masyarakat yang tinggal daerah yang sama, antropologi mirip seperti sosiologi tetapi pada sosiologi lebih menitik beratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya.
Jadi Psikologi sosial adalah suatu studi tentang hubungan antara manusia dan kelompok.
Sedangan pengertian psikologi social menurut beberapa ahli, yaitu:
1.      Hubert Bonner.
 Psikologi Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
2.      A.M . Chorus.
Psikologi Sosial adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia sebagai anggota suatu masyarakat.
3.      Michener & Delamater : 1999
Psikologi Sosial adalah studi alami tentang sebab-sebab dari perilaku sosial manusia.
4.      Gordon Allport : 1985
Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang berusaha memahami dan menjelaskan bagaimana pikiran, perasaan, dan tingkah laku seseorang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, baik secara nyata/aktual, dalam bayangan/imajinasi dan dalam kehadiran yang tidak langsung (implied).
5.      Davis O Sears
Psikologi Sosial merupakan usaha sistematis untuk memahami perilaku sosial, yakni :
a.Bagaimana kita mengamati orang lain dan situasi social.
b.          Bagaimana orang lain bereaksi terhadap kita
c.Bagaimana kita dipengaruhi oleh situasi sosial
6.      Shaw & Costanzo : 1970
Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku individu sebagai fungsi dari rangsang-rangsang sosial.
7.      Berhm & Kassin
Psikologi Sosial adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari cara individu berpikir, merasa, dan bertingkah laku dalam setting sosial.
8.      Sherif & sherif : 1986
Social psychology is scientific study of the experience and behavior individuals in relation to social stimulus situasions. (Psikologi sosial adalah studi ilmiah dari individu-individu pengalaman dan perilaku dalam kaitannya dengan situasi rangsangan sosial.)
9.      Krech, Crutchfield, & Ballachey : 1962
Social Psychology can be defined as the science of interpersonal behavior events. (Psikologi sosial dapat didefinisikan sebagai ilmu peristiwa perilaku interpersonal.)


10.  Watson : 1966
Social Psychology is the scientific study of human interaction. (Psikologi sosial adalah studi ilmiah interaksi manusia.)
B.     Sejarah Perkembangan Psikologi Sosial.
1.      1898: Gabriel de Tarde mempublikasikan Etudes de Psychologie Sociale (Studies of Social Psychology) yang banyak membahas tentang imitasi, dasar teori belajar sosial dan konformitas. Dan dalam American Journal of Psychology, Norman Triplett menggambarkan eksperimen yang berkaitan dengan fasilitasi sosial.
2.      1908 : Edward Ross dan William McDougall mempublikasikan buku teks Psikologi Sosial
3.      1918 – 1920 : para psikolog sosial (W. I. Thomas dan F. Znaniecki’s) mulai mendefinisikan ranah mereka. Sikap menjadi konsep utama.
4.      1921 : The Journal of Abnormal Psychology menjadi The Journal of Abnormal and Social Psychology
5.      1924: Floyd Allport mempublikasikan pengaruh social
6.      1934 : George Herbert Mead mempublikasikan bukunya yang berjudul Mind, Self and Society yang menekankan pada interaksi antara diri (self) dan orang lain
7.      1935 : Buku pegangan Psikologi Sosial untuk pertama kalinya diterbitkan dengan Carl Murchinson sebagai editornya.
8.      1936 : Muzafer Sherif menjelaskan proses konformitas dalam The Psychology of Social Norms
9.      1939 : Kurt Lewin, bersama dengan muridnya Ronald Lippit dan Ralph White, melaporkan studi eksperimental mengenai gaya-gaya kepemimpinan. Pada tahun yang sama, Dollar-Miller mengenalkan teori frustasi-agresi
10.  1941 : Dalam Social Learning and Imitation, Neal Miller dan Jhon Dollar mengemukakan teori yang perluasan dari prinsip-prinsip behavioristik dalam perilaku social.
11.  1945 : Kurt Lewin mengemukakan penelitian tentang Dinamika Kelompok
12.  1954 : Buku pegangan Psikologi Sosial edisi modern diterbitkan dengan Gardner Linzey sebagai editornya.
13.  1957 : Leon Festinger mempublikasikan A Theory of Cognitive Dissonance, yang menampilkan suatu model yang menekankan pada konsistensi antara pemikiran dan perilaku
14.  1958 : Fritz Heider memberikan pondasi awal bagi teori atribusi melalui publikasi pada The Psychological of Interpersonal Behavior
15.  1959 : Jhon Thibaut dan Harold Kelley mempublikasikan The Social Psychology of Group yang merupakan pondasi bagi teori pertukaran social
16.  1965 : The Journal of Abnormal and Social Psychology terbagi dalam dua publikasi yang terpisah, The Journal of Abnormal Psychology menjadi The Journal of Personality and Social Psychology
17.  1985 : Edisi Ketiga buku pegangan Psikologi Sosial dipublikasikan dengan Gardner Linzey dan Elliot Aronson sebagai editornya.
C.     Ruang Lingkup.
Dengan merujuk definisi-definisi di atas, maka Shaw & Constanzo membagi ruang lingkup Psikologi Sosial dalam 3 wilayah studi, yaitu:
1.      Studi tentang pengaruh sosial terhadap proses individu, misalnya: studi tentang persepsi, motivasi proses belajar, atribusi (sifat).
2.      Studi tentang proses-proses individual bersama, seperti bahasa, sikap sosial, perilaku meniru, dan lainnya.
3.      Studi tentang interaksi kelompok, misalnya kepemimpinan, komunikasi hubungan kekuasaan, kerjasama, persaingan, dan konflik.
D.    Metode
Dalam psikologi sosial ada beberapa metode yang dilakukan secara empiris tidak seperti ketika psikologi sosial hanya dipikir dan direnungkan tanpa bukti dan fakt-fakta yang jelas, ada beberapa metode yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
1.      Metode Eksperimen.
Wilhem Wundt adalah yang pertama memakai dan mendasarkan metode ini kedalam psikologi sosial secara ilmiah, dalam metode ini ada beberapa syarat yang diajukan oleh Wilhem:
a.       Kita harus dapat menetukan dengan tepat waktu terjadi gejala yang ingin kita selidiki.
b.      Kita harus dapat mengikuti langsung gejala yang ingin kita selidiki dari mulanya sampai pada akhirnya, dan kita harus mengamati dengan  perhatian yang khusus.
c.       Tiap-tiap observasi (pengamatan) harus dapat kita ulangi dalam keadaan-keadaan yang sama
d.      Kita harus mengubah-ubah dengan sengaja syarat-syarat keadaan eksperimen
Maksud metode ini memanglah untuk menimbulkan dengan sengaja suatu gejala guna dapat menyelidiki berlangsungnya dengan  persiapan yang cukup dan perhatian yang khusus.
2.      Metode Survey
Dalam metode ini penyelidik mengumpulkan keterangan-keterangan seluas mungkin mengenai kelompok tertentu yang ingin dia selidiki, kebiasaan survey yang digunakan adalah dengan wawancara, observasi dan angket untuk mendapatkan keterangan.
3.      Metode Diagnotik-Psikis
Dalam mengumpulkan beberapa keterangan biasanya  penyelidik tidak melakuakan dengan biasa, kadang perlu dilakukan uji test-test psikolgi yang dapat menggambarkan segi-segi psikologi yang lebih dalam mendapat keterangan.
4.      Metode Sosiometri
Morena adalah orang yang berjasa dalam metode ini karena dialah yang menemukannya, yang mana metode ini merupakan metode  baru dalam ilmu sosial dan terfokus untuk meneliti “intra-group-relations” atau saling berhubungan antara anggota kelompok di dalam suatu kelompok




Daftar Pustaka


Senin, 11 Februari 2013

Psikologi Umum


Materi Matakuliah
Psikologi Umum
A.    Pengertian Psikologi.
Psikologi berasal dari perkataan Yunani ‘psyche’ yang artinya jiwa, dan ‘logos’ yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologi (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya prosesnya maupun latar belakangnya atau disebut dengan ilmu jiwa.
Berbicara tentang jiwa, terlebih dahulu kita harus dapat membedakan antara nyawa dan jiwa. Nyawa adalah daya jasmaniah yang keberadaannya bergantung pada hidup jasmani dan menimbulkan perbuatan badaniah. Jika jasmaniah mati, maka mati pula nyawanya.
Sedangkan jiwa adalah daya hidup rohaniah yang bersifat abstrak, yang menjadi penggerak dan pengatur bagi seluruh perbuatan-perbuatan pribadi dari hewan tingkat tinggi dan manusia. Karena sifatnya yang abstrak, maka kita tidak dapat mengetahui jiwa secara wajar, melainkan kita hanya dapat mengenal gejalanya saja.
Psikologi sendiri memiliki banyak pengertian, diantaranya:
1.      Menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia.
Psikologi adalah ilmu yang berkaitan dengan proses-proses mental baik normal maupun abnormal dan pengaruhnya pada perilaku.
2.      Wilhelm Wundt.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari pengalaman-pengalaman yang timbul dalam diri manusia, seperti perasaan panca indera, pikiran, merasa (feeling) dan kehendak.
3.      Chaplin.
Dalam Dictionary of Psychology mendefinisikan psikologi sebagai “ …the science of humen and animal behavior, the study of the organism in all its variety and complexity as it responds to the flux and flow of the physical and social events which make up the environment". (Psikologi ialah ilmu pengetahuan mengenai prilaku manusia dan hewan, juga penyelidikan terhadap organisme dalam segala ragam kerumitannya ketika bereaksi arus dan perubahan alam sekitar dan peristiwa-peristiwa kemasyarakan yang mengubah lingkungan)
4.      Menurut Dr. Singgih Dirgagunarsa.
Psikologi adalah ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.
5.      Plato dan Aristoteles.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang hakikat jiwa serta prosesnya sampai akhir.
6.      John Broadus Watson.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak (lahiriyah) dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsang dan jawaban (respons).
7.      Woodworth dan Marqius.
Ilmu pengetahuan yang mempelajari aktifitas individu sejak masih dalam kandungan sampai meninggal dunia dalam hubungannya dengan alam sekitar.
8.      Richard Mayer
Psikologi merupakan analisis ilmiah mengenai proses mental dan struktur daya ingat untuk memahami perilaku manusia.
9.      Kenneth Clark dan George Millter
Psikologi biasanya didefinisikan sebagai studi ilmiah mengenai perilaku. Lingkungan mencakup berbagai proses perilaku yang dapat diamati, seperti gerak tangan; cara berbicara dan perubahan kejiwaan dan proses yang hanya dapat diartikan sebagai pikiran dan mimpi.
10.  Norman Munn
Sekarang psikologi secara umum didefinisikan sebagai “ilmu mengenai perilaku”, tetapi hal yang menarik pengertian “perilaku” yang telah mengalami perkembangan sehingga sekarang ikut menangani hal yang pada masa lampau disebut pengalaman. Hal-hal pribadi seperti proses-proses (subjektif) seperti berpikir, sekarang berhubungan dengan “perilaku dalam”.
11.  Arthur Gates
Dipandang secara luas, psikologi mencoba menemukan peraturan umum yang menerangkan perilaku organisme hidup. Bidang ini mencoba menunjukkan, menerangkan, dan menggolongkan berbagai macam kegiatan yang sanggup dilakukan oleh binatang, manusia, atau lainnya.
12.  Kurt Koffka
Sebagai definisi psikologi sementara ini, kita boleh mengatakan bahwa pokok masalahnya adalah studi ilmiah mengenai perilaku makhluk hidup dalam hubungan mereka dengan dunia luar.
13.  Bruno
Membagi pengertian psikologi dalam tiga bagian yang pada perinsipnya saling berhubungan. Pertama, psikologi adalah studi (penyelidikan) mengenai “ruh”. Kedua, psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai ”kehidupan mental”, ketiga psikologi adalah ilmu pengetahuan mengenai “ tingkah laku” organisme.
14.  Knight and Knight.
Psikologi adalah ilmu yang memperlajari secara sistematis tentang pengalaman dan tingkah laku manusia dan hewan, normal dan abnormal, individu atau social.
15.  Hilgert.
Psikologi mempelajari tingkahlaku manusia dan hewan lainnya.
B.     Sejarah Psikologi.
Sebelum tahun 1879, jiwa dipelajari oleh para ahli filsafat dan para ahli ilmu fasal (phisiologi), sehingga psikologi dianggap sebagai bagian dari kedua ilmu tersebut. Para ahli ilmu filsafat kuno seperti Plato (427-347 SM), Aristoteles (384-322 SM) dan Socrates (469-399 SM), telah memikirkan hakikat jiwa dan gejala-gejalanya. Filsafat sebagai induk ilmu pengetahuan adalah ilmu yang mencari hakikat sesuatu dengan menciptakan pertanyaan dan jawaban secara terus menerus sehingga mencapai pengertian yang hakiki tentang sesuatu. Psikologi benar-benar masih merupakan bagian dari filsafat dalam arti semurni-murninya.
Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari filsafat sehingga objeknya tetap hakikat jiwa dan metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Tokoh-tokohnya antara lain : Rene Descartes (1596-1650) yang terkenal dengan teori tentang kesadaran, Gottfried Wilhelm Leibniz (1646-1716) yang mengutarakan teori kesejahteraan psikofhisik (psyehophysical parallelism), John Locke (1623-1704) dengan teori tabula rasa mengemukakan, bahwa jiwa anak yang baru lahir masih bersih seperti papan lilin atau kertas putih yang belum ditulisi. Pada masa sebelumnya masalah kejiwaan dibahas pula oleh para ulama Islam seperti Imam Al-Gazali (wafat 505 H), Imam fachrudin Ar-Raazi (wafat 606 H), Al Junaid Bagdadi (wafat 298 H), Al’Asyari (wafat 324 H). Pembahasan masalah psikologi merupakan bagian dari ilmu usuluddin dan ilmu tasawwuf.
Dalam abad ke 17 sampai abad 19, psikologi dipengaruhi oleh ilmu alam. Mereka menyelidiki dan menguraikan proses dan pernyataan psikis menurut ketentuan dan hokum alam yaitu hukum sebab akibat (kasual). Gejala psikis adalah akibat perangsangan dari luar serta perubahan otak dan syaraf.
Kemudian pada tahun 1832-1920 datanglah Wundt yang berpendapat bahwa aku atau pribadi manusia adalah aktif, dapat mempengaruhi proses pernyataan jiwa serta memberi corak kepadanya. Kalau paham asosiasi menyatakan bahwa totalitet sama saja dengan jumlah unsur yang lepas, maka paham appersepsi menyatakan bahwa kompleks dan proses psikis adalah suatu totalitet yang lebih dari pada jumlah kumpulan unsur belaka.
Wundt disebut pelopor psikologi modern. Seperti psikologi gestalt, psikologi struktur dan sebagainya, paham dan eksperimennya sangat bermanfaat bagi perkembangan ilmu seterusnya, yaitu sejak tahun 1900 sampai sekarang. Psikologi adalah ilmu yang masih muda, ia terpisah menjadi ilmu yang berdiri sendiri sejak 1879 pada waktu didirikannya laboratorium psikologi yang pertama oleh Wilhelm Wundt (1832-1920) di Leipzig Jerman. Sejak zaman Yunani kuno, gejala-gejala psikologis banyak menarik perhatianpara sarjana. Ahli-ahli filsafat diantaranya Plato dan Aristoteles banyak sekali mengemukakan pikiran-pikiran mengenai gejala-gejala psikologis. Kemudian Descartes (1496-1650) datang dengan semboyan Cogito Ergo Sun (saya berpikir maka saya ada) dan sejak itu timbul aliran mementingkan kesadaran dalam psikologi. Setelah itu berbagai ilmu lainnya memberi pengaruhnya terhadap pertumbuhan psikologi, antara lain biologi, ilmu alam dan ilmu kimia. Sehingga lahirnya psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
C.     Ruang Lingkup Psikologi.
Ditinjau dari segi objeknya psikologi dapat dibedakan dalam dua golongan yang besar yaitu:
1.      Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari manusia.
2.      Psikologi yang menyelidiki dan mempelajari hewan yang umumnya lebih tegas disebut psikologi hewan.
Dalam tulisan ini tidak akan dibicarakan psikologi hewan, yang akan dibicarakan adalah psikologi yang berobjekkan manusia. Sampai pada waktu ini orang masih membedakan adanya psikologi yang bersifat umum dan psikologi yang khusus. Psikologi umum adalah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari kegiatan-kegiatan atau aktifitas fisik manusia pada umumnya yang dewasa, yang normal dan berbeda (berkultur).
Psikologi khusus ialah psikologi yang menyelidiki dan mempelajari segi-segi kekhususan dari aktifitas psikis manusia, antara lain:
1.      Psikologi Perkembangan.
Yaitu psikologi yang membicarakan perkembangan psikis manusia dari masa bayi sampai tua, yang mencakup :
a.       Psikologi anak (mencakup masa bayi).
b.      Psikologi puber dan adolesensi (psikologi pemuda).
c.       Psikologi orang dewasa.
d.      Psikologi orang tua.
2.      Psikologi Sosial.
Yaitu psikologi yang khusus membicarakan tentang tingkah laku atau aktifitas - aktifitas manusia hubungannya dengan situasi sosial.
3.      Psikologi Pendidikan.
Yaitu psikologi yang menguraikan kegiatan-kegiatan manusia dalam hubungannya dengan situasi pendidikan. Misalnya, bagaimana dalam menarik perhatian agar dapat dengan mudah diterima.
4.      Psikologi Kepribadian dan Tifologi.
Yaitu psikologi yang khusus menguraikan tentang struktur pribadi manusia, mengenai tipe-tipe kepribadian manusia.
5.      Psikopatologi.
Yaitu psikologi yang khusus menguraikan mengenai keadaan psikis yang tidak normal atau abnormal.
6.      Psikologi Kriminal.
Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal kejahatan atau kriminalitas.
7.      Psikologi Perusahaan.
Yaitu psikologi yang khusus berhubungan dengan soal-soal perusahaan.

Jadi dalam mempelajari psikologi ini, kita akan membatasi diri pada tingkah laku manusia, karena manusia adalah makhluk Tuhan yang tertinggi derajatnya diantara makhluk yang lain di alam ini.
D.    Metode Psikologi
Beberapa metodologi dalam psikologi, di antaranya sebagai berikut :
1.      Metodologi Eksperimental.
Cara ini dilakukan biasanya di dalam laboratorium dengan mengadakan berbagai eksperimen. Peneliti mempunyai kontrol sepenuhnya terhadap jalannya suatu eksperimen. Yaitu menentukan akan melakukan apa pada sesuatu yang akan ditelitinya, kapan akan melakukan penelitian, seberapa sering melakukan penelitiannya, dan sebagainya. Pada metode eksperimental, maka sifat subjektivitas dari metode introspeksi akan dapat diatasi. Pada metode instrospeksi murni hanya diri peneliti yang menjadi objek. Tetapi pada instrospeksi eksperimental jumlah subjek banyak, yaitu orang - orang yang dieksperimentasi itu. Dengan luasnya atau banyaknya subjek penelitian maka hasil yang didapatkan akan lebih objektif.
2.      Observasi Ilmiah.
Pada pengamatan ilmiah, suatu hal pada situasi-situasi yang ditimbulkan tidak dengan sengaja. Melainkan dengan proses ilmiah dan secara spontan. Observasi alamiah ini dapat diterapkan pula pada tingkah laku yang lain, misalnya saja : tingkah laku orang-orang yang berada di toko serba ada, tingkah laku pengendara kendaraan bermotor dijalan raya, tingkah laku anak yang sedang bermain, perilaku orang dalam bencana alam, dan sebagainya.
3.      Sejarah Kehidupan (metode biografi).
Sejarah kehidupan seseorang dapat merupakan sumber data yang penting untuk lebih mengetahui “jiwa” orang yang bersangkutan, misalnya dari cerita ibunya, seorang anak yang tidak naik kelas mungkin diketahui bahwa dia bukannya kurang pandai tetapi minatnya sejak kecil memang dibidang musik sehingga dia tidak cukup serius untuk mengikuti pendidikan di sekolahnya. Dalam metode ini orang menguraikan tentang keadaaa, sikap - sikap ataupun sifat lain mengenai orang yang bersangkutan. Pada metode ini disamping mempunyai keuntungan juga mempunyai kelemahan, yaitu tidak jarang metode ini bersifat subjektif.
4.      Wawancara.
Wawancara merupakan tanya jawab si pemeriksa dan orang yang diperiksa. Agar orang diperiksa itu dapat menemukan isi hatinya itu sendiri, pandangan-pandangannya, pendapatnya dan lain-lain sedemikian rupa sehingga orang yang mewawancarai dapat menggali semua informasi yang dibutuhkan.Baik angket atau interview keduanya mempunyai persamaan, tetapi berbeda dalam cara penyajiannya. Keuntungan interview dibandingkan dengan angket yaitu:
a.       Pada interview apabila terdapat hal yang kurang jelas maka dapat diperjelas
b.      interviwer(penanya) dapat menyesuaikan dengan suasana hati interviwee ( responden yang ditanyai)
c.       Terdapat interaksi langsung berupa face to facesehingga diharapkan dapat membina hubungan yang baik saat proses interview dilakukan.
5.      Angket.
Angket merupakan wawancara dalam bentuk tertulis. Semua pertanyaan telah di susun secara tertulis pada lembar-lembar pertanyaan itu, dan orang yang diwawancarai tinggal membaca pertanyaan yang diajukan, lalu menjawabnya secara tertulis pula. Jawaban-jawabannya akan dianalisis untuk mengetahui hal-hal yang diselidiki.
6.      Pemeriksaan Psikologi.
Dalam bahasa populernya pemeriksaan psikologi disebut juga dengan psikotes Metode ini menggunakan alat-alat psikodiagnostik tertentu yang hanya dapat digunakan oleh para ahli yang benar-benar sudah terlatih. alat-alat itu dapat dipergunakan unntuk mengukur dan untuk mengetahui taraf kecerdasan seseorang, arah minat seseorang, sikap seseorang, struktur kepribadian seeorang, dan lain-lain dari orang yang diperiksa itu.

7.      Metode Analisis Karya.
Dilakukan dengan cara menganalisis hasil karya seperti gambar - gambar, buku harian atau karangan yang telah dibuat. Hal ini karena karya dapat dianggap sebagai pencetus dari keadaan jiwa seseorang.
8.      Metode Statistik
Umumnya digunakan dengan cara mengumpulkan data atau materi dalam penelitian lalu mengadakan penganalisaan terhadap hasil; yang telah didapat.
E.     Fungsi psikologi sebagai ilmu
Psikologi memiliki tiga fungsi sebagai ilmu yaitu:
1.      Menjelaskan, yaitu mampu menjelaskan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasilnya penjelasan berupa deskripsi atau bahasan yang bersifat deskriptif
2.      Memprediksikan, Yaitu mampu meramalkan atau memprediksikan apa, bagaimana, dan mengapa tingkah laku itu terjadi. Hasil prediksi berupa prognosa, prediksi atau estimasi
3.      Pengendalian, Yaitu mengendalikan tingkah laku sesuai dengan yang diharapkan. Perwujudannya berupa tindakan yang sifatnya preventif atau pencegahan, intervensi atau treatment serta rehabilitasi atau perawatan.

Daftar Pustaka
Ahmad Fauzi, Drs. H. Psikologi Umum. Pustaka Setia. 1997